Dosen STIPRAM melakukan Penelitian Wisata Ekoreligi di Desa Wisata Turgo-Merapi

Desa Wisata Turgo-Merapi setidaknya memiliki tiga karakteristik yang khas. Pertama, kawasan ini termasuk ke dalam kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). Kedua, kawasan ini termasuk kawasan rawan bencana erupsi Gunung Merapi. Ketiga, kawasan ini memiliki keindahan alam dan ritual khas yang dikaitkan dengan keberadaan situs religi Syekh Jumadil Kubro.

Ketiga karakteristik khas Desa Wisata Turgo-Merapi inilah yang mendorong tim yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta menjadikan desa wisata di lereng sisi selatan Gunung Merapi ini sebagai lokasi penelitian. Eko Sugiarto sebagai ketua tim peneliti menyatakan bahwa penelitian berjudul “Wisata Ekoreligi Berbasis Saujana dengan Pendekatan Fenomenologi sebagai Model Pengembangan Pariwisata di Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi” ini bertujuan merumuskan model wisata ekoreligi di Bukit Turgo yang menjadi bagian dari TNGM.

Menurut Eko, selama ini penelitian tentang ekowisata dan wisata religi umumnya dilakukan terpisah. Oleh karena itu, penelitian yang dilakukannya bersama tim ini mencoba “meramu” konsep ekowisata dan wisata religi menjadi sebuah entitas baru bernama “wisata ekoreligi”. Hal ini dilakukan karena baik ekowisata maupun wisata religi berkembang beriringan di Desa Wisata Turgo-Merapi.

“Saat ini kami fokus di area Turgo yang ada di Kabupaten Sleman. Semoga ke depan area penelitian bisa lebih luas, mencakup seluruh kawasan TNGM, termasuk area yang ada di Kabupaten Magelang, Boyolali, dan Klaten,” kata Eko yang juga pengampu mata kuliah Ekowisata ini. Eko juga menyatakan bahwa hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi dasar bagi kajian lanjutan oleh berbagai pemangku kepentingan yang berkaitan dengan TNGM, baik dari institusi pemerintah, swasta, maupun kelompok masyarakat, termasuk para pengelola destinasi pariwisata yang tergabung dalam desa wisata yang ada di kawasan TNGM. Penelitian ekoreligi di Desa Wisata Turgo-Merapi didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) melalui Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun anggaran 2024. Anggota peneliti terdiri atas Kiki Rizki Makiya dan Novi Irawati yang dibantu oleh Meiana Maulida Hikmawati selaku tenaga administrasi dan para mahasiswa (Fhikri Fratama, Rachmalia Dhea Safitri, Cathrine Peni Sampelan, Daniel Biyan, Elvis Aguilera) selaku pengumpul data.