Keberadaan usaha kecil menengah (UKM) mampu memberikan kontribusi besar dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. Situasi tersebut terlihat dari banyaknya masyarakat yang menjalankan profesi sebagai pelaku UKM. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia, jumlah pelaku usaha mencapai 8,71 juta. Kondisi tersebut memicu munculnya persaingan usaha yang kompetitif. Pelaku usaha dituntut berfikir cerdas dan inovatif dalam menciptakan bisnis berkelanjutan. Salah satu cara yang dapat digunakan melalui pemanfaatan teknologi digital dalam aktivitas usaha
Teknologi digital mampu memberikan dampak signifikan bagi perkembangan bisnis. Rilis yang dikeluarkan Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) menegaskan jika pengelolaan bisnis akan mengadopsi dan mengoptimalkan peran teknologi. Namun demikian, banyak pelaku usaha yang belum menerapkan teknologi dalam aktivitas usaha secara menyeluruh. Keterbatasan pengetahuan, SDM yang kurang kompeten hingga kemampuan finansial menjadi beberapa kendala. Disisi lain, pelaku usaha yang telah menerapkan teknologi juga dihadapkan dengan berbagai permasalahan. Efektifitas pengelolaan berbasis digital, pembuatan konten publikasi hingga kemampuan melakukan evaluasi strategi yang digunakan menjadi masalah tambahan. Beberapa kondisi tersebut manjadi masalah menarik yang diangkat dan berhasil mendapat pendanaan hibah penelitian KEMENDIKBUDRISTEK.
Tim peneliti STIPRAM yang terdiri dari Yerika Ayu Salindri, SS., M.Sc (Ketua), Apit Buchori, SE., MM, Yanuar Satrhio Insanaputra, S.kom., M.Kom serta Agung Sulistyo, SE., MM., CHE dan beberapa mahasiswa mencoba melakukan investigasi. Beberapa UMKM dijadikan objek penelitian, antara lain: OliviaRu (kuliner), Mahayeri (jasa), Boogie-Store (jasa), Modest’Art (fashion), dan YAD Blangkon (kerajinan). Hasil penelitian menegaskan jika pelaku usaha perlu menyusun target capaian serta memperluas pasar melalui penggunaan portal digital. Disamping itu, pelaku usaha juga harus mampu melakukan analisa lingkungan bisnis, baik internal maupun eksternal. Pengelola harus jeli dalam memetakan berbagai kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang dihadapi. Studi yang dihasilkan dapat menjadi tolak ukur dalam menciptakan bisnis berkelanjutan