Sebagai salah satu implementasi penguatan ekonomi masyarakat, kehadiran UKM memiliki peranan penting. Ditengah peluang serta kesempatan kerja yang kompetitif, masyarakat perlu berfikir cerdas dalam mempertahankan keberlanjutan hidupnya. Menjadi pelaku usaha atau wirausahawan merupakan salah satu pekerjaan yang dapat dipilih. Mengacu pada data yang dikeluarkan oleh Dinas Koperasi dan UKM DIY, jumlah pelaku usaha di DIY mencapai sekitar 340 ribu. Jumlah tersebut merupakan sinyal jika menjadi pelaku usaha mampu memberikan peluang dan dampak positif. Selain dapat memenuhi kebutuhan ekonomi, menjadi pelaku usaha juga mampu menyerap tenaga kerja yang berasal dari lingkungan sekitar. Namun demikian, berbagai peluang yang ada sejalan dengan permasalahan bisnis yang muncul. Tantangan pengelolaan dan penyusunan strategi bisnis menjadi hambatan yang muncul. Lebih lanjut, kurangnya pengetahuan dan kompetensi SDM menjadi masalah tambahan. Terlebih lagi diera teknologi digital, pelaku usaha dituntut untuk dapat beradaptasi dan menyesuaikan dengan perkembangan yang ada. Kondisi tersebut menjadi tema yang diangkat oleh tim pengusul Dosen Vokasi STIPRAM dan mendapat pendanaan dari KEMENDIKBUDRISTEK.
Tim yang terdiri dari Tri Eko Yudiandri, Fitriana, Apit Buchori dan Agung Sulistyo mengemukakan, jika isu keberlanjutan bisnis menjadi topik menarik. Merespon perubahan yang terjadi, pelaku usaha harus membuat rancangan strategi yang dapat memenuhi kebutuhan pasar, serta peduli terhadap lingkungan bisnis. Fokus bisnis tidak hanya mengejar keuntungan finansial saja, namun mempertimbangkan lingkungan disekitarnya. Pemahaman menciptakan pengelolaan berkelanjutan akan membuat bisnis memiliki daya saing, meningkatnya nilai, serta mampu memperkuat merek dibenak konsumen. Berbagai perubahan yang muncul menjadikan pengelolaan bisnis perlu memahami kembali strategi yang dijalankan, khususnya strategi pemasaran.
Pemasaran berbasis digital merupakan upaya memberikan penawaran yang atraktif dan kompetitif kepada konsumen. Pemasaran berbasis digital bertujuan untuk mengkomunikasikan produk kepada pelanggan sehingga proses interaksi dapat berjalan dengan baik. Perkembangan berikutnya mengharuskan pengelola bisnis menentukan pemasaran digital yang efektif melalui beberapa tahapan seperti : 1) klasifikasi jenis produk, 2) klasifikasi pesaing, 3) klasifikasi pelanggan, 4) identifikasi usaha, 5) identifikasi progres, serta 6) identifikasi strategi digital marketing yang sesuai. Salah satu konsep serta cara yang dapat digunakan melalui analisa SOSTAC-RACE PLANNING. Framework ini dipilih karena bersifat konseptual dan dapat digunakan dalam menyusun strategi pemasaran berbasis digital secara menyeluruh. Analisa SOSTAC dapat mendukung perencanaan pemasaran yang dapat diimplementasikan pada bisnis berbasis digital. Analisa ini terbagi dalam beberapa instrument diantaranya: situation analysis, objectives, strategy, tactic, action dan control.
Hasil penelitian menegaskan jika pelaku usaha perlu merancang capaian target serta memperluas pasar melalui peranan teknologi digital. Lebih lanjut, pelaku usaha juga harus melakukan analisa lingkungan bisnis, baik internal maupun eksternal. Kejelian pelaku usaha dalam memetakan berbagai kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang dihadapi dapat menjadi nilai lebih. Hasil penelitian dapat diadopsi oleh pelaku usaha lain dalam merancang strategi digital serta menciptakan bisnis berkelanjutan.